
Sungguh Luar Biasa Antusiasme yang ditunjukan Oleh Pemerintah Desa dan Masayarakat Desa Leu dalam Mengikuti dan meramaikan Pawai Budaya Hari Jadi Bima yang ke-378 yang dipusatkan di Kecamatan Bolo, Rabu (4/07) kemarin. Disamping keterlibatan Pihak Pemerintah Desa dan BPD serta Tokoh masyarakat dan Tokoh Pemuda dan Sanggar Seni Budaya “La Barasi” dalam Mensukseskan Pawai Budaya ini, yang menarik adalah Keikutsertaan kurang lebih 200 orang Perempuan yang didominasi oleh Pengrajin Tenun Tradisional berpartisipasi sebagai Peserta dalam Pawai Budaya ini dengan menggunakan pakaian Khas mbojo yaitu Rimpu.
Kepala Desa Leu, Muhammad Taufik, S.Ag mengatakan bahwa sebagai Tuan Rumah, Masyarakat Kecamatan Bolo khususnya Masyarakat Desa Leu sudah sewajarnya Mendukung Secara maksimal Kegiatan pawai Budaya Hari Jadi Bima yang ke 378 ini. Lanjut Beliau, Bagi Desa Leu sendiri, sebagai salah satu Rute yang dilalui oleh Peserta Pawai, sudah jauh jauh hari mempersiapkan segala sesuatu untuk mendukung keberhasilan acara ini.

“Pemerintah Desa sudah menginstruksikan kepada Kepala dusun dan Ketua RT untuk bisa bersama sama masyarakat membersihkan dan menata Lingkungan masing masing khususnya yang berada di sepanjang Rute pawai Budaya, sehingga Peserta pawai Budaya yang Lewat akan merasa Nyaman.” Terang Kepala Desa.

Dalam pawai Budaya Yang berlangsung meriah Kemarin, Pemerintah Desa dan Masayarakat juga Turut serta menjadi Peserta Pawai. Sebagai bentuk dukungan terhadap Acara ini, Pemerintah Desa beserta BPD, TP PKK dan Masyarakat Desa Leu ikut menyemarakkan dengan Pawai Rimpu dan Katente. Pemerintah Desa juga mengajak dan mengikutsertakan Pengrajin Tenun Tradisional Tembe Nggoli yang ada di Desa Leu pada kegiatan Pawai Budaya ini.
“Lebih dari 200 orang Perempuan ikut dalam rombongan Pemerintah Desa Leu dalam pawai Budaya ini. Sebagian besar dari Mereka adalah Pengrajin Tenun Tradisional. Desa Leu sendiri merupakan salah satu sentra Kerajinan Tenun Tradisional di kecamatan Bolo yang masih bisa bertahan dari gempuran perubahan zaman. Seyogyanya Momen Pawai Budaya ini tidak seremonial belaka, adalah tugas kita bersama mempertahankan dan mengenalkan khasanah budaya tradisional kita.” Lanjut Kepala Desa.


Ditanya tentang Keikutsertaan para Pengrajin Tenun Tembe Nggoli, Kepala Desa menyatakan bahwa itu merupakan salah satu bentuk Rasa Bangga mereka Terhadap Budaya Bima. Semoga dengan ikut serta dalam kegiatan ini, kegairahan masyarakat dan pengrajin sebagai pelaku utama pelestarian “Tembe” di dana mbojo bisa bertambah. Terkait Usaha Kerajinan Tenun ini, Kepala Desa menerangkan bahwa Pendampingan dari Desa akan tetap dilakukan, sehingga Kerajinan rumahan ini bisa tetap bertahan dan tetap menjadi salah satu Pendukung Ekonomi Keluarga di Desa.
Untuk dketahui, ditengah penurunan minat masyarakat terhadap pemakaian Rimpu, Pembuatan tembe nggoli seperti yang dilakukan di Desa Leu masih bisa bertahan. Aplikasi yang luas, di antaranya untuk keperluan sarung beribadah atau sarung sehari-hari, masih menghidupkan permintaan tembe nggoli. Bahkan, tembe nggoli juga kerap dikombinasikan dalam busana rok, selendang, atau baju perempuan
Pawai budaya dalam rangka memperingati hari jadi Bima ke-378 yang dilaksanakan oleh Pemerintah kabupaten Bima sendiri di Pusatkan di Kecamatan Bolo, Kamis (5/07/2018) berlangsung sangat meriah. Ribuan masyarakat kabupaten Bima berpartisipasi meramaikan pawai budaya dengan mengenakan Pakaian Adat Khas Bima serta menyuguhkan berbagai Atraksi dan Pertunjukan Seni dan Budaya Bima.

Pemerintah Dan Masyarakat Desa Leu sendiri tergabung dalam Rombongan Besar Kecamatan Bolo yang dipimpin oleh Camat Bolo, Mardianah, SH. Ompu Leu (Kepala Desa Leu), Muhammad Taufik, S.Ag juga Memimpin rombongan Kecamatan Bolo dengan Menunggangi Kuda Bima bersama Ompu Rato dan Ompu Timu.
Tinggalkan Balasan