
Banjir bandang yang melanda Kota Bima, Rabu (21/12/2016) dan Jum’at (23/12/2016), disebut sebagai banjir terparah di Bima dalam beberapa tahun terakhir.
“Banjir bandang kali ini terparah. Semua kecamatan terendam banjir. Selain rumah, juga merusak fasilitas pemerintah, seperti perkantoran, sekolah, jalan dan jembatan, bahkan merusak lahan pertanian, termasuk hewan ternak,” tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, H Syarafuddin
Banjir bandang terjadi akibat tingginya intensitas hujan sejak Rabu pagi di wilayah setempat. Curah hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah sungai di Kota Bima meluap.
“Banjir bandang ini melanda di lima kecamatan di Kota Bima dengan ketinggian mencapai satu hingga tiga meter. Wilayah yang paling parah dilalui banjir, yakni Kecamatan Rasanae Timur, Asakota, Rasanae Barat dan Mpunda,” katanya
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diperkirakan kerugian dan kerusakan akibat banjir di daerah Bima, Nusa Tenggara Barat, mencapai lebih dari Rp1 triliun.
Sebanyak 105.753 jiwa masyarakat Kota Bima terdampak langsung banjir yang telah merendam sebanyak 33 desa di 5 kecamatan di Kota Bima yang meliputi Kecamatan Rasanae Timur, Mpunda, Raba, Rasanae Barat, dan Asakota. Saat ini, masih ada 8.491 jiwa pengungsi yang tersebar 30 titik.
“Berdasarkan perhitungan data sementara, kerugian dan kerusakan akibat banjir sebesar Rp984,4 miliar. Jumlah ini adalah estimasi kasar yang nantinya akan dihitung lebih detil dengan menggunakan pendekatan Jitupasna (Pengkajian Kebutuhan PascaBencana) sekaligus dihitung besarnya kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekontruksi” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei di Jakarta.
Tinggalkan Balasan